Kasus Perolehan SIM yang menyimpang di Jepang, Sering Terjadi

18-04-’19  

Kasus Perolehan SIM yang menyimpang di Jepang, Sering Terjadi

Seringnya ditemukan kasus perolehan SIM yang menyimpang karena di Jepang menggunakan system bisa ganti SIM ke SIM Jepang jika diluar negeri orang asing sudah memiliki SIM sehingga beberapa bagian pengetesan ditiadakan. Seiring meningkatnya jumkah orang asing di Jepang maka banyak jumlah penggantian SIM ke SIM Jepang. Setahun mencapai 40.000,-orang. Polisi menangkap Broker yang menjadi perantara dibalik hal tersebut. Polisi memperkuat peringatan,
[ Pikirnya, pekerjaan mengangkut bangunan pada proyek penghancuran bangunan adalah pekerjaan yang mudah ]. Polisi menangkap seorang laki-laki Nepal berumur 40 tahun, tinggal di Saitama, pada Oktober 2018 karena dicurigai melanggar aturan lalu lintas ( Memperoleh SIM yang menyimpang ). Laki-laki tersebut datang ke Jepang dengan Visa keluarga dan hidup dari pekerjaan sambilan ( Part Time ) pada pekerjaan penghancuran gedung.

Yang bersangkutan disangka sudah memperoleh SIM Jepang secara menyimpang dengan menerima peniadakan beberapa bagian pengetesan dimana telah memasukkan dokumen SIM Nepal yang palsu ke Pusat Pengetesan SIM di Tokyo
Shinagawa. Yang meminta untuk dibantu pengurusan ke Lelaki tersebut , sebagai ikut terlibat sudah ditangkap pada Februari 2019, yaitu saudaranya yang berumur 30 tahun, berkebangsaan yang sama.

Menurut Informasi dari Pemeriksa, kedua nya melalui usaha perorangan melakukan usaha Driving School untuk orang Nepal yang tinggal di Jepang, dan menerima peserta melalui media social (SNS ). Setiap orang 180.000 yen, melakukan pelatihan mengendara di Course rental di Kota Saitama , mengurus SIM palsu dari Nepal dan menjadi perantara pengurusan SIM menyimpang.

Polisi telah pada tahun 2018 bulan November , telah menangkap lebih dari 10 orang ( termasuk 2 orang tersebut ) Nepal yang telah menjadi perantara yang menyimpang, dan telah mengurus SIM Jepang. Dan terhadap yang mengurus perubahaan SIM dari SIM Nepal ke SIM Jepang, yang berusia 20 sampai 40 tahun, menjawab, bahwa mereka memerlukan SIM untuk mendukung kegiatan hidup sehari hari. Polisi melakukan pemeriksaan karena dianggap sebagai “ Kegiatan Bisnis Yang Menyimpang”.

Menurut Kepolisian, jumlah orang asing mengurus SIM Jepang melalui prosedur ganti ke SIM Jepang, berjumlah 39.814 orang di dalam setahun, dibanding tahun 2014 meningkat 1.6 kali lipat. Diperkirakan dilatarbelakangi meningkatnya jumlah peserta magang dan pekerja asing. Orang China, Korea, Brazil, banyak dan akhir-akhir ini orang Vietnam dan lain-lain meningkat.

Di Prefektural Aichi , pada Januari 2019, dua orang lelaki pekerja turki ditangkap oleh Kepolisian setempat karena memperoleh SIM Jepang secara menyimpang, dengan pola yang sama dengan grup Nepal.

Menurut informasi Pihak Pemeriksa, hal yang melatar belakangi seringnya terjadi pengurusan SIM menyimpang itu adalah karena bisa menekan biaya dan waktu pelatihan dibanding dengan prosedur normal peralihan ke SIM Jepang.

Menurut Eksekutif Kepolisian , “ Diperkirakan kedepan jumlah orang asing yang bekerja di Jepang akan meningkat, karena itu, kami akan mencurahkan tenaga untuk sosialisasi hokum”.

Dikutip dari Nikkei Shinbun . 25 Februari 2019
dan diterjemahkan oleh :
Bulan Legal Support Office
141-0031 Tokyo Shinagawa-ku Nishi Gotanda 1-4-8
Shuwa Gotandamae Residence Room No.413
TEL : 03-6875-8237
MOBILE ; 070-6979-2664


10 artikel terbaru

06-09-22Cara dilacak proses pengajuan VISA di Jepang

11-09-20Informasi Pekerjaan tentang Tokutei-Gino Visa

16-07-20Aplikasi dan situs web yang berguna jika terjadi bencana

28-05-20Memperkenalkan situs yang mengirimkan informasi tentang coronavirus baru dalam berbagai bahasa

02-04-20Usaha Penginapan Pribadi mulai diseluruh Jepang dengan Undang-Undang yang baru

02-04-20Bantuan Untuk Yang Tidak Membayar Pensiun Nasional

02-04-20Mencoloknya Ketergantungan Kepada Orang Asing Untuk Bidang Manufaktur

26-03-20Pekerjaan Bidang Manufaktur untuk orang Asing.

26-03-20Dukungan Pekerjaan Untuk SDM Asia Tenggara

26-03-20Keterbatasan Permintaan Kepada Orang Asing Pada Sektor Konstruksi .

*