Multikewarganegaraan Merubah Rona Kota

MULTI KEWARGANEGARAAN MERUBAH　 RONA KOTA

Seiring dengan bertambahnya jumlah orang asing yang tinggal di Jepang, wajah kota di Ibu Kota negara Jepang mulai berubah. Menurut Data Penduduk berdasarkan Buku Besar Penduduk pada tanggal 1 September 2019 yang telah diumumkan oleh Kementerian Negeri dan Komunikasi pada tanggal 10, peningkatan rasio penduduk asing di dalam 6 tahun mencapai 3 % pada 1 wilayah Ibu Kota dan 6 Wilayah Prefektural. Wilayah Shinjuku Tokyo adalah yang paling tinggi yaitu 12 % dilihar dari desa, kota dan distrik. Dari 8 orang penduduk Jepang, 1 di dalamnya adalah orang asing. Sehingga koeksistensi orang Jepang dan orang asing mulai bertambah.

Dengan bertuliskan “ Fon, Fin, Ton, Tun “ stempel berjejeran untuk dengan tulisam katakana di sebuah toko pembuat stempel ( Inkan ) Shimamura In-Ten di daerah Tokyo Shinjuku. Sebelumnya telah dibuat Stempel Hanggul dari pola tanah. Akhir –akhir pelanggan dari Vietnam , Nepal, Thailand dan Malaysia membeli Stempel yang bertuliskan katakana.　Saat ini 80 % dar pelanggan adalah orang asing.

Menurut Ketua Aosiasi Pedagang Kawasan Belanja Shin-okubo Mrs.A “ Jumlah pelajar asing yang membutuhkan stempel untuk membuka rekening tabungan di Bank bertambah dalam 4 sampai 5 tahun terakhir ini”. “ Menurut Ketua tersebut yang juga mengelola Restauran Korea, 50% dari yang melamar sebagai staf toko atau restoran adalah orang Vietnam , Nepal dan lain-lain. “ Sepanjang jalan terlihat jumlah restoran Vietnam dan Nepal.

Kemudian untuk daerah Toshima-ku Tokyo, persentase orang asing mencapai 10 %, peringkat ke 2 di daerah ibu kota. Di sebut sebagai “ New China Town “ yang berada di pintu utara Ikebukuro , dimana sebelumnya restoran china , banyak terdapat digedung-gedung serba guna lantai 2 atau basement, tetapi akhir-akhir ini banyak yang buka di lantai 1 sehingga merubah rona kota “. Menurut Profesor Yamashita Kiyomi dari Universitas Rissho yang paham detail mengenai China mengatakan “ Jika pergi ke Ikebukuro, apa saja tersedia “. Karena sangat praktis menarik perhatia para pelajar China untuk ke sana “. Kemudian dibawah rangking ke 3 yang cuga mencolok yaitu wilayah kota Tokyo . Menurut Mr. B ahli Ekonomi dari Lembaga Peneletian Mizuho mengatakan “ Yang paling terasa kekurangan tenaga kerja adalah bidang konstruksi, penginapan ( hotel ) , dan wisata . Dikarenakan di daerah perkotaan sedang berlangsung pembangunan maka orang asing mudah bertambah.
Kemudian untuk daerah Prefektur Chiba, Kota Tomisato ,persentase orang asing mendekati 5 %, melebihi rata-rata daerah Ibu Kota. Menurut PIC Kota mengakatan “ Belum dilakukan analisis “ , banyak orang yang tinggal di kota ini bekerja di Bandara Narita. Kota tersebut yang berdekatan dengan Narita, memiliki kelebihan yaitu mudah berangkat kerja ke perusahaan penerbangan dan perusahaan terkait.

Kemudian perihal orang asing tidak ada yang tinggal di daerah desa, kota di wilayah 212 Ibu Kota ; yaitu hanya daerah Aogashima Mura. Sehingga diperlukan tempat untuk layanan publik yang dibutuhkan supaya orang asing dan orang Jepang bisa hidup bersama. Di dalam kehidupan keseharian orang asing sangat kesulitan dalam hal pembuangan sampah. Di mana adanya pembedaan jenis sampah , dan jadwal pengumpulan sampah pada hari tertentu dan lain-lain, yang sulit dipahami aturannnya Dan mudah menjadi faktor penyebab terjadinya trouble diantara warga. Untuk daerah Saitama Namegawa telah memulai aktivitas menjelaskan tentang cara pembuangan sampah menggunakan bukan hanya bahasa Inggris tetapi juga bahasa China, Korea. Dirtarget dengan cara ini penjelasan dengan bahasa yang akrab dengan mereka, maka para warga asing dapat dengan mudah mentaati aturan.

Kemudian untuk daerah Aikawamachi di Prefektur Kanagawa Aikawamachi jumlah orang asing melebihi 6 %. Banyak orang asing yang tinggal karena ajakan keluarga ke Jepang. Anak-anak yang bersekolah di SD B setempat 5 diantara murid orang asing atau keturunan Jepang . Dari 9 sekolah SD dan SMP yang ada di kota tersebut, 5 sekolah memberikan pelajaran bahasa Jepang kepada anak-anak yang tidak mahir berbahasa Jepang , untuk membantu mereka agar dapat menguasai bahasa Jepang dan terbiasa dengan kehidupan sosial di Jepang.

JUMLAH PENDUDUK YAMANASHI BERKURANG 0.72 %.
Berdasarkan buku data kependudukan , dari total penduduk Prefektur Yamanashi, dibanding tahun sebelumnya ada penurunan jumlah penduduk 0.72% yaitu sebanyak 832.769 orang. Penduduk Jepang secara keseluruhan berkurang 0.81 %. Sementara jumlah orang asing bertambah secara terus menerus di dalam 5 tahun. Dan mencapai 1.89 % . Persentase orang asing yang paling mencolok adalah di daerah Kofu dan sekitarnya. Khususnya untuk daerah kota pusat yang bersebelahan dengan Kofu City persentase orang asing mencapai 5.1%, , tertinggi di dalam prefektur tersebut. Menurut Kepala Departemen Penanganan Perumahan Prefektur Yamanashi , “ dari Kawasan Perumahan yang dikelola oleh Prefektur, 51 % ditempati oleh orang asing. Dan adakalanya selain dari manajemen 6 orang member asosiasi wilayah daerah ditangani oleh orang asing. Selain itu, untuk mendukung kehidupan orang asing di ditempatkan penerjemah bahasa Portugal, dan bahasa Inggris di pusat konsultasi di kantor kota. Kemudian pada tanggal 16 , juga akan dipasang alat pemberitahuan antrian dengan speaker dan display berbahasa Portugal , China dan lainnya.

( Artikel ditas diterjemahkan dari Dari Koran Nihon Keizai Shinbun 11 Juli 2019. )
oleh :
Bulan Legal Support Office
Pusat Konsultasi Visa
141-0031 Tokyo Shinagawa-ku Nishi Gotanda 1-4-8
Shuwa Gotandamae Residence Room No.413
TEL : 03-6875-8237
MOBILE ; 070-6979-2664
ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー
Kami membantu pengurusan visa untuk　；
– Belajar di Jepang
– Bekerja di Jepang
– Tinggal di Jepang.
Termasuk menjadi Organisasi Pendukung Terdaftar
( Touroku Shien Kikan ) untuk Perusahaan Yang Menerima
Orang Indonesia dengan Status Izin Tinggal Tokuteiginou
( Keterampilan Khusus ) .